Bumi memang semakin tua, tapi kita bisa membuat bumi tetap awet muda dengan menentukan pilihan makanan secara bijak. Pilihan makanan bisa membantu bumi? Ya, karena pilihan makanan #Eatizen berdampak pada sistem pangan lebih dari yang kamu bayangkan. Sayangnya belum banyak masyarakat yang sadar terhadap hal tersebut.
Pemilihan makanan yang kurang tepat oleh sebagian besar masyarakat Indonesia inilah yang menempatkan Indonesia pada posisi delapan terendah berdasarkan Food Sustainability Index yang dibuat oleh Economist Intelligence Unit pada tahun 2018.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat, termasuk kaum millenial, terhadap pentingnya memilih makanan yang berkelanjutan, membuat Indonesia terus bergelut dengan masalah gizi, sampah, dan pertanian. Masalah lain yang juga belum terselesaikan adalah deforestasi dan perubahan iklim.
Be The Change
Menyikapi hal tersebut, Eathink Movement mengadakan Foodtalk, yaitu narasi singkat dari perwakilan berbagai macam perusahaan dan komunitas. Acara yang bertema #BeTheChange ini digelar secara online pada 27 Agustus 2022. Dengan adanya acara ini diharapkan kesadaran para urban millenial terhadap pentingnya memilih makanan berkelanjutan demi kesehatan dan lingkungan semakin meningkat.
Ada enam pembicara yang berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka tentang berbagai topik yang berkaitan dengan isu pangan berkelanjutan. Masing-masing diberi waktu 15 menit untuk presentasi.
Keenam pembicara mempresentasikan topik-topik yang sangat menarik dan sangat berguna. Mereka adalah:
- Pandhu Priyambada dari Millennials Farmer. Pandu membahas mengenai “Millennials Farmer, the New Hero of Sustainability”.
- Jannie dari Youth in Sustainability. Jannie berbagi pengetahuan tentang sawit yang selama ini kerap dianggap sebagai biang kerok deforestasi. Ia membawa topik “Knowing Sustainable Palm Oil as One of the Solutions to Tackle Deforestation”.
- Yolanda Parede dari Penjaga Laut. Binatang laut adalah salah satu yang paling terdampak dari banyaknya sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia. Yolanda membahas hal tersebut lewat presentasinya yang berjudul “Sea & Ocean Sustainability: Drives Global System to Earth Habitability”.
- Janita Priscilla dari Plastic Bank Indonesia. Sampah plastik sudah sangat meresahkan dan membahayakan. Karena itu Janita menghadirkan topik “Reducing Waste as Key Contributor of Earth Sustainability” pada presentasinya.
- Cogito Ergo Sumadi Rasan dari FoodCycle Indonesia. Ia menceritakan pengalaman komunitasnya dalam mengelola sisa makanan. Kisah yang sangat inspiratif tersebut ada dalam presentasinya yang bertajuk “Upcycling Products to Achieve Zero Food Waste”.
- Elghiffari Hidayat dari Kok Bisa. Inilah wakil dari media. Elghiffari membagi pengalamannya dalam mengelola artikel sains yang rumit menjadi tulisan yang populer dan mudah dicerna. Ia membahasnya dalam presentasi yang bertopik “Digital and Fun Education to Raise Social Awareness and Capability”.
Dari acara Foodtalk tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kita ikut menentukan masa depan bumi. Satu langkah kecil dari kita bisa membuat perubahan yang lebih baik bagi lingkungan dan masa depan ketahanan pangan.
Salah satunya seperti yang disarankan oleh Pandu Priyambada, yaitu mengonsumsi buah yang sedang musim. “Misalnya sedang musim mangga, ya kita pilih mangga. Karena kalau tidak, dari petaninya sendiri akan terjadi over-production, sehingga akan terbuang,” saran Pandu.
Sedangkan Yolanda Parede menyarankan satu cara sederhana, yaitu mengurangi belanja online. “Bijak berbelanja online, karena semakin sering belanja online jejak karbon juga makin tinggi,” terang Yolanda. Siapa nih #Eatizen yang gemar belanja online?
Jumlah peserta yang mengikuti acara ini mencapai 78 orang, dan tidak diadakan sesi tanya jawab pada acara ini. Meski begitu tidak menurunkan antusias dari para peserta, terbukti peserta tetap bisa berdiskusi melalui kolom chat.